Selasa, 09 Februari 2016

Teruntuk para kawan.

Kepada sahabat-sahabatku,
sejujurnya aku tak bermaksud pergi sesuka hati, menghilang lalu datang kembali (sesuka hati pula). Namun kalian yang mengenal aku, aku yakin, pasti telah mengerti apa maksud diriku harus pergi. Dan hingga kini pun, aku berniat belum akan kembali.


Kepada sahabat-sahabatku,
apa yang terjadi kemarin, adalah suatu cambuk untukku, mungkin juga untuk kita. Sejujurnya aku tak pernah punya niat buruk kepada siapapun yang ku jumpai, ku kenal, ku anggap kawan. Namun terkadang memang yang ku dapat dari mereka yang ku jumpai, ku kenal, ku anggap kawan, tak seperti apa yang aku ingin dapatkan.
Tempatku kemarin nyatanya adalah neraka, hanya saja aku tak merasa. Aku tak bermaksud agar kalian lantas membenci neraka itu karena aku. Hanya saja jika boleh aku meminta, jangan lagi terangkan apapun mengenai mereka-mereka itu, aku tak akan sudi lagi mendengar!

Kepada sahabat-sahabatku,
ini memang sekedar curhatan hatiku. Cukup lama aku menikmati waktuku, sendiriku, tanpa kalian. Dan itu (sungguh) membuatku merasakan rindu. Aku mungkin salah karena tak seharusnya lalu aku menghilang sedemikian rupa, sehingga membuat kalian akhirnya melupakan sosok aku. Mungkin salah juga karena aku benar-benar merasa tak ingin lagi menjelaskan mengapa ataupun mengatakan apa penyebab tingkah lakuku itu (yang mungkin kalian pertanyakan).

Kepada sahabat-sahabatku,
yang masih aku inginkan menjadi kawanku, masihkah kalian ingat aku?
Permintaanku yang lain, bisakah kalian tetap menjadi kawanku? Sungguh, aku rindu kalian, kawan. Sedih, beberapa pesanku tak terbalas oleh kalian. Sempat terlintas mungkin kalian sengaja. Tapi apapun alasan kalian tak membalas pesanku, aku hormati. Seperti halnya aku pun punya alasan kenapa tak pernah memberi kabar.

Yang merindukan kalian,

Aku.

0 komentar:

Posting Komentar