Selasa, 11 Desember 2012

SUBSTAINABLE AGRICULTURE

          Yang lebih dikenal dengan pertanian berkelanjutan, merupakan pertanian yang ke”ada”annya tidak hanya untuk saat ini, namun juga untuk masa yang akan datang bahkan untuk selamanya. Manfaatnya akan terus ada. Yang berkelanjutan dan terus ada dalam hal ini yaitu penggunaan sumber daya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya (Alif, 2010). Pertanian berkelanjutan memanfaatkan sumber daya baik sumber daya yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui untuk produksi dengan meminimalkan seminimal mungkin dampak negatifnya terhadap lingkungan. Proses produksi pertanian ini akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah lingkungan.

          Contohnya, pertanian organik yang meliputi berbagai teknik sistem pertanian seperti tumpang sari, penggunaan mulsa, penanganan tanaman dan pasca panen (Alif, 2010). Pertanian organik tidak menggunakan bahan sintetik dan lebih memfokuskan kepada pemeliharaan produktifitas tanah. Berbicara mengenai produktifitas tanah, pertanian dengan teknologi modern dimana petani begitu bergantung pada penggunaan bahan kimia, secara fisik dan ekonomi memang berhasil menanggulangi kerawanan pangan. Akan tetapi pada kenyataannya hal tersebut malah memunculkan banyak dampak buruk. Degradasi lahan, kesuburan tanah yang menurun, erosi, dan eutrifikasi merupakan contoh nyata yang terjadi. Belum lagi munculnya hama yang resisten terhadap pestisida tertentu dengan dosis tertentu karena sudah “mengebalkan diri”. Lalu petani akan menambahkan dosis pestisidanya seakan sudah menjadi kebiasaan, bahkan banyak dijumpai petani yang mengoplos beberapa pestisida untuk mendapatkan racun yang lebih ampuh. Padahal pestisida sendiri mempunyai dampak buruk yang tidak hanya terhadap hamanya tapi juga terhadap petani, lingkungan dan konsumen.

          Kesadaran masyarakat dan petani untuk memelihara ekosistem lingkungan sangat perlu dilakukan, tentunya guna menjaga keberlanjutan sumber daya. Salah satunya dengan menerapkan sistem pertanian yang ramah lingkungan. Dengan menggunakan sistem pertanian yang demikian tentu banyak sekali manfaat dan dampak positif yang akan diperoleh. Selain menjamin pemenuhan kebutuhan pangan dan keamanan pangan, langkah tersebut juga akan meningkatkan kesuburan tanah yang secara tidak langsung akan berdampak pula pada meningkatnya nilai komersial dari produk-produk hasil pertanian.

          Berikut beberapa contoh sistem pertanian organik sebagai salah satu bentuk usaha mewujudkan pertanian berkelanjutan :

penggunaan mulsa










tumpang sari

0 komentar:

Posting Komentar